Industri manufaktur menjadi salah satu industri yang sangat penting untuk perkembangan ekonomi di Indonesia dan dunia. Sektor industri manufaktur ini menyumbang pemasukan yang besar pada negara dan juga menjadi produsen barang esensial bagi masyarakat. Tidak hanya sekedar menjadi produsen barang atau jasa, namun industri manufaktur juga menyerap banyak tenaga kerja yang membantu mengurangi angka pengangguran. Ada banyak jenis industri manufaktur di Indonesia yang memproduksi berbagai macam barang. Keberadaan industri ini melewati rangkaian perjalanan yang panjang hingga menjadi perusahaan yang dominan. Bagaimana perkembangan industri manufaktur dari masa ke masa? Berikut penjelasannya.
Perkembangan industri manufaktur
Industri manufaktur mempunyai perjalanan panjang yang dimulai dari revolusi industri. Revolusi industri adalah perubahan mendasar dan besar manusia yang dilakukan dalam pengelolaan sumebr daya manusia, alam, dan cara memproduksi barang. Revolusi industri berdampak pada tatanan sosial, prinsip ekonomi, serta budaya pada masyarakat. Berikut ini tahapan revolusi industri di dunia.
Industri 1.0
Revolusi industri yang pertama ditandai dengan penemuan mesin uap oleh James Watt pada tahun 1776. Penggunaan mesin uap untuk alat tenun mekanis mengubah cara manusia untuk memproduksi barang agar lebih mudah dan efisien. Setelah itu, mesin uap banyak digunakan untuk berbagai kebutuhan industri seperti alat transportasi dari yang awalnya hanya menggunakan arah angin kemudian berganti menggunakan batu bara atau kayu bakar untuk mengoperasikan mesin uap. Penggunaan mesin uap kemudian meluas ke seluruh dunia dan tidak hanya di Eropa saja serta menjadi awal mula dari era industri.
Industri 2.0
Industri 2.0 dimulai pada awal abad ke 20 dengan ditemukannya tenaga listrik oleh Nikola Tesla dan juga Thomas Alva Edison. Instrumentasi listrik digunakan sebagai pengganti mesin uap untuk penggerak mesin. Awal mula industri 2.0 ditandai dengan produksi transportasi roda 4 secara masal dan juga penggunaan conveyor belt untuk mempercepat proses produksi.
Perkembangan industri manufaktur 2.0 sempat terkendala karena perang dunia II. Industri manufaktur menjadi penanda perubahan masyarakat agraris menjadi masyarakat industri manufaktur.
Industri 3.0
Perkembangan industri 3.0 ditandai dengan penggunaan komputasi data yang menjadikan manusia tidak lagi mempunyai peranan penting untuk proses produksi. Industri 3.0 menandai bila proses produksi tidak hanya mengandalkan tenaga saja namun juga informasi. Kemudian penggunaan komputer, microchip, dan sejenisnya meluas hingga sekarang.
Industri 4.0
Perkembangan industri 4.0 pertama kali dicetuskan pada tahun 2000 hingga 2005. Industri 4.0 ditandai dengan penggunaan internet yang cepat dan bisa diakses oleh siapa saja. penggunaan penyimpanan cloud, drive computing, mahadata, dan serba internet menjadi ciri industri 4.0.
Selain penggunaan internet, industri 4.0 juga mengandalkan penggunaan robot pada industri manufaktur, data yang tersimpan langsung di internet, dan collaborative-working yang terhubung secara online. Otomatisasi dilakukan hampir pada setiap aspek termasuk ticketing dan penggunaan cloud untuk software pada industri manufaktur.
Orang-orang juga meyakini bila perkembangan industri 4.0 bisa menghapus beberapa sektor pekerjaan yang repetitif karena akan digantikan dengan robot atau sistem otomatis.
Industri 5.0
Perkembangan industri manufaktur yang terbaru adalah industri 5.0. Belum banyak negara yang menerapkan sistem industri 5.0. Industri 5.0 ini fokus pada kompensas penggunaan tenaga manusia, teknologi, dan data. Meskipun sekilas mirip dengan industri 4.0 namun industri 5.0 fokus pada kesejahteraan masyarakat cara keseluruhan. Sedangkan industri 4.0 hanya fokus pada efektivitas produksi.
Perkembangan industri manufaktur Indonesia setelah masa pandemi
Tidak bisa dipungkiri bila pandemi menyebabkan industri manufaktur melemah. Tidak hanya di Indonesia saja namun seluruh dunia juga mengalami hal yang sama. Berdasarkan data dari Kementerian Perindustrian, industri manufaktur memberikan kontribusi pada kenaikan pertumbuhan ekonomi di Indonesia sebesar 7,07% pada tahun 2021. Sektor manufaktur sendiri mencatatkan pertumbuhan sebesar 6,91% terlepas tekanan yang dihadapi saat pandemic Covid 19.
Beberapa industri yang mengalami peningkatan adalah sektor industri alat angkutan dengan peningkatan sebesar 45,70%, industri logam dasar sebesar 18,03%, industri mesin dan perlengkapan sebesar 16,35%, industri plastic dan karet sebesar 11,72%, dan juga industri farmasi dan kimia sebesar 9,15%.
Secara umum, industri manufaktur memberikan peningkatan perekonomian sebesar 20,27 persen serta menggeser peran commodity based menjadi manufacture based. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai basis komoditas manufaktur terbesar di Asia Tenggara.
Perkembangan industri manufaktur di Indonesia ini memberikan efek berantai pada banyak sektor dan juga mempunyai kemampuan untuk meningkatkan produktivitas. Peningkatan industri manufaktur diiringi dengan peningkatan nilai tambah bahan baku, perkembangan jumlah tenaga kerja, dan peningkatan devisa negara melalui pajak dan bea cukai.
Perkembangan industri juga didukung oleh kemampuan daya beli masyarakat yang meningkat dari waktu ke waktu sehingga proses produksi bisa terus berjalan dan meningkat seiring permintaan yang bertambah.
Metode hilirisasi yang dilakukan pemerintah juga turut meningkatkan sektor industri manufaktur. Metode ini meningkatkan investasi dan kinerja ekspor yang digunakan untuk mempertahankan industri manufaktur.
Strategi peningkatan industri manufaktur
Kondisi industri manufaktur di Indonesia pada masa pademi disebut sama seperti kondisi saat krisis ekonomi tahun 1998. Berbagai hal dilakukan untuk meningkatkan kembali geliat industri manufaktur ini. Ada beberapa strategi yang digunakan untuk meningkatkan industri manufaktur yang sempat tersendat akibat pandemi. Strategi pertama adalah peningkatan investasi pada sumber daya manusia sehingga mampu menggunakan teknologi maju termasuk teknologi pada industri 4.0.
Strategi kedua adalah pengembangan industri baru yang berhubungan dengan produksi perangkat atau alat kesehatan dan farmasi. Sedangkan strategi ketiga adalah penguatan teknologi produk serta prosesnya bagi industri kecil dan menengah sebagai penunjang industri besar.
Perubahan industri manufaktur dari masa ke masa merupakan salah satu cara penyesuaian dengan penemuan teknologi. Tujuan penggunaan teknologi adalah untuk memudahkan kerja manusia namun tentu harus diimbangi dengan sumber daya manusia yang baik. Sehingga peran manusia tidak serta merta begitu saja digantikan oleh robot atau komputer.
Semakin tahun industri manufaktur akan semakin berkembang dengan adanya banyak penemuan teknologi terbaru seperti penerapan perangkat pintar dan IoT. Penggunaan teknologi dalam industri manufaktur merupakan suatu hal yang tidak terelakkan karena membantu meningkatkan efektivitas produksi. Disisi lain penggunaan teknologi menjadi kesempatan perusahaan untuk meningkatkan skala manufaktur sehingga bisa memberikan kontribusi yang lebih banyak lagi.
Perkembangan industri manufaktur dimulai dari abad ke-18 dari mulai penggunaan mesin uap hingga sekarang dikenal dengan industri 4.0 dimana penggunaan komputer dan internet sudah menjadi bagian penting dari manufaktur. Bahkan dengan adanya pandemi, industri manufaktur masih memberikan banyak kontribusi pada negara dan kini mulai bergerak pulih kembali. Meski sekarang masih dalam kondisi pandemi, industri manufaktur di Indonesia tetap menjadi salah satu industri terbesar dan memberikan banyak dampak positif pada masyarakat.
Temukan beragam artikel lainnya mengenai industri manufaktur di AsheForklift.
Comentarios