Perusahaan manufaktur mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Jenis perusahaan ini membantu menyumbang pendapatan yang besar pada negara. Dengan ukuran perusahaan yang besar, bidang manufaktur mampu menyerap tenaga kerja yang banyak dan berkontribusi mengurangi angka pengangguran. Salah satu tahapan penting pada bidang ini adalah proses produksi perusahaan manufaktur.
Proses produksi adalah jantung kegiatan perusahaan manufaktur. Manufaktur merupakan proses pengolahan bahan mentah atau bahan baku menjadi produk jadi dalam bentuk padat. Sedangkan proses produksi adalah mengubah bahan baku menjadi produk lain dalam bentuk cair, gas, ataupun padat. Proses manufaktur dilakukan mengacu pada standar operasional prosedur yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
Pentingnya proses produksi
Proses produksi pada perusahaan manufaktur mempunyai peranan penting untuk kelancaran bisnis. Tanpa adanya proses produksi, bisnis tidak bisa berjalan karena tidak ada produk yang dijual. Tujuan utama proses produksi perusahaan manufaktur adalah memproduksi barang dari barang mentah atau bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi.
Dari proses produksi ini, perusahaan bisa menjaga kelangsungan bisnis dengan menjual barang yang sudah diproduksi. Bagi perusahaan proses produksi menjadi salah satu cara untuk mendapatkan keuntungan atau profit melalui penjualan.
Tidak hanya itu, proses produksi juga meningkatkan nilai suatu barang. Proses produksi juga menggantikan produk yang sudah rusak atau habis. Proses produksi dilakukan sesuai dengan permintaan pasar baik lokal dan internasional.
Jenis proses produksi
Proses produksi perusahaan manufaktur bisa berbeda di setiap perusahaan tergantung dengan jenis barang yang diproduksi. Misalnya produk mobil, kapal, atau pesawat membutuhkan waktu pembuatan yang lebih lama dibanding dengan produk makanan. Berikut ini beberapa jenis produksi berdasarkan waktu produksinya.
1. Produksi jangka pendek
Produksi jangka pendek digunakan untuk perusahaan makanan dengan proses pembuatan yang cepat. Selain itu, hasil produksi juga harus langsung dipasarkan karena barang tidak bertahan dalam jangka waktu yang lama dan biasanya mudah rusak.
2. Produksi jangka panjang
Proses produksi jangka panjang membutuhkan waktu yang lama untuk memproduksi suatu barang. Hal ini biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti tahapan dan proses produksi yang rumit serta membutuhkan penanganan ekstra.
3. Produksi terus menerus
Proses produksi terus-menerus merupakan proses produksi yang dilakukan secara kontinyu dari bahan mentah hingga menjadi barang jadi.
4. Produksi berselingan
Proses produksi berselingan menggabungkan barang setengah jadi hingga menjadi barang jadi. Misalnya pada perusahaan sepeda atau mobil yang merakit barang setengah jadi hingga menjadi sepeda dan mobil yang siap pakai.
Strategi Perencanaan Produksi Manufaktur
Sebelum memulai proses produksi, perusahaan lebih dahulu melakukan perencanaan produksi. Perencanaan produksi diperlukan agar proses produksi perusahaan manufaktur bisa maksimal dan tepat sasaran. Berikut ini beberapa perencanaan produksi pada perusahaan manufaktur:
1. Memprediksi permintaan konsumen
Memprediksi permintaan konsumen menjadi salah satu strategi perencanaan produksi pada perusahaan manufaktur. Dengan memprediksi permintaan konsumen maka perusahaan bisa menentukan berapa banyak produk yang akan diproduksi. Ketika jumlah produk yang akan diproduksi sudah ditentukan, perusahaan bisa memesan bahan baku dengan jumlah yang tepat. Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk memprediksi permintaan konsumen ini yaitu melalui strategi marketing, tren terbaru, kondisi ekonomi, dan sebagainya.
2. Mempersiapkan karyawan
Karyawan menjadi bagian penting yang melaksanakan proses produksi. Sebelum proses produksi dimulai, perusahaan harus menentukan jumlah karyawan sesuai dengan beban kerja. Jumlah karyawan yang dibutuhkan untuk melaksanakan proses produksi harus tepat, jangan sampai kurang atau berlebih. Kekurangan karyawan bisa menyebabkan proses produksi terhambat sedangkan terlalu banyak karyawan berakibat pada pengeluaran berlebih.
3. Mengontrol inventaris
Inventaris juga menjadi salah satu faktor yang menentukan kesuksesan proses produksi. Untuk melaksanakan produksi diperlukan mesin dan peralatan yang memadai. Tanpa mesin dan peralatan, proses produksi tidak akan bisa diselesaikan sesuai dengan standar operasional perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus memberikan inventaris serta bahan baku yang diperlukan untuk proses produksi.
Dalam proses produksi perusahaan manufaktur biasanya melibatkan peralatan berat seperti forklift. Bila membutuhkan forklift dan alat berat lainnya bisa menghubungi asheforklift.com.
4. Mengatur waktu dan proses produksi
Proses dan waktu produksi merupakan dua hal yang saling berkaitan. Ketika merencanakan proses produksi maka anda juga merencanakan waktu yang dibutuhkan untuk proses tersebut. Selain itu, proses produksi juga harus dilakukan secara berurutan sehingga memudahkan anda untuk menentukan waktu yang dibutuhkan.
5. Menjelaskan detail proses produksi
Bila perencanaan produksi sudah dibuat, langkah selanjutnya adalah menjelaskan detail prosesnya pada karyawan. Anda bisa mengadakan training khusus untuk menjelaskan perencanaan, perintah kerja, dan juga jadwal produksi. Setelah itu, karyawan yang bertugas diberikan hak akses untuk inventaris dan lokasi produksi.
6. Mengidentifikasi masalah
Meski sudah membuat perencanaan dengan detail, namun potensi masalah tetap ada. Oleh karena itu, anda perlu membuat identifikasi masalah pada proses produksi. Dengan langkah ini, anda lebih siap bila ternyata ada masalah pada proses produksi.
Tahapan proses produksi
Proses produksi perusahaan manufaktur biasanya melalui beberapa tahapan. Bahkan pada beberapa produk bisa melalui 12 tahapan sebelum akhirnya tercipta produk jadi yang siap dipasarkan. Berikut ini beberapa tahapan proses produksi secara sederhana.
1. Membuat konsep produk
Langkah awal sebelum memulai proses produksi adalah membuat konsep produk. Anda harus tahu produk apa yang akan dibuat, fungsi produk tersebut, dan siapa yang akan menggunakannya. Konsep produk ini bisa berupa sketsa dengan detail yang jelas untuk mempermudah proses produksi secara umum.
2. Penelitian produk dan pasar
Setelah mempunyai konsep produk, langkah selanjutnya adalah melakukan penelitian. Penelitian produk bertujuan menyempurnakan ide atau konsep dasar sebelumnya. Ada dua hal yang perlu diperhatikan dari penelitian ini adalah permintaan dan kemiripan produk. Anda harus mencari tahu seberapa besar permintaan pasar untuk produk yang akan dibuat ini. Selain itu, anda juga harus melihat apakah ada produk lain yang serupa. Bila ada produk yang mirip maka anda harus mencari celah bagaimana terlihat berbeda dengan produk kompetitor.
3. Desain produk
Pada tahapan ini, konsep dasar produk sudah matang dan siap dibuat desainnya. Ketika membuat desain produk, anda harus memahami fungsi produk dengan baik. Faktor lain yang harus dipertimbangkan adalah biaya produksi, tingkat kerumitan pembuatan, dan bahan yang digunakan untuk produk tersebut.
4. Penelitian dan pengembangan desain
Setelah mendapatkan desain produk kemudian anda bisa melakukan penelitian dan pengembangan desain akhir. Anda bisa mengedit desain dengan mengurangi biaya produksi seminimal mungkin tanpa mengurangi fungsi produk. Biasanya desain akhir produk dibuat dengan menggunakan program komputer atau CAD. Dengan program ini, anda bisa melihat desian produk secara 3D sehingga mendapatkan gambaran yang lebih nyata.
5. Pengujian prototype
Dengan desain yang sudah dibuat selanjutnya adalah pengujian prototype. Pengujian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kekurangan atau masalah pada produk. Anda bisa dengan mudah mengevaluasi bentuk dan fungsi produk sebelum proses manufaktur dimulai.
6. Manufaktur
Setelah melalui pengujian prototype, langkah selanjutnya adalah proses manufaktur. Pada proses ini bahan mentah atau bahan baku akan diolah menjadi bahan jadi sesuai dengan konsep yang sudah ditetapkan. Proses manufaktur ini juga memastikan bila kualitas produk sesuai dengan standar yang ditetapkan perusahaan.
7. Produk akhir
Setelah barang diproduksi dan sudah melalui tahapan quality control, maka produk bisa dipasarkan. Produk akhir akan dibawa pihak logistik untuk dipasarkan sesuai dengan target pemasaran. Semakin banyak produk yang dijual maka semakin banyak pula keuntungan yang didapat sehingga proses produksi bisa terus berlanjut.
Proses bisnis pada perusahaan manufaktur
Selain proses produksi, ada tahapan penting lain pada perusahaan manufaktur, yaitu proses bisnis. Ada beberapa tahapan proses bisnis yang terjadi pada perusahaan manufaktur seperti berikut ini.
1. Proses procurement
Procurement adalah tahapan pengadaan barang atau bahan baku serta kebutuhan lain yang berkaitan dengan kelangsungan usaha. Proses ini tidak hanya berupa bahan mentah atau raw material saja namun juga termasuk alat pembersih, spare part, kebutuhan gedung, kebutuhan karyawan, alat medis, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan proses produksi. Barang-barang ini dibutuhkan untuk menunjang efektivitas produksi.
2. In out inventory
In out inventory adalah metode yang digunakan untuk menangani barang-barang yang masuk dan keluar perusahaan. Metode ini memegang kendali atas aliran barang seperti barang mentah yang keluar dan masuk.
3. Proses produksi
Proses produksi menjadi kunci utama pada perusahaan manufaktur. Proses ini mengubah bahan baku menjadi barang jadi dan bernilai jual. Pada praktiknya proses produksi dibagi beberapa divisi seperti quality control, product planning and inventory control, dan sebagainya.
4. Marketing dan penjualan
Proses marketing dan penjualan juga memegang peranan penting dalam industri manufaktur. Pemasaran dan penjualan membantu perusahaan untuk menjual barang produksi sehingga mendapatkan keuntungan. Ada banyak cara yang dilakukan oleh divisi marketing seperti promosi dan kampanye. Divisi ini juga menentukan biaya promosi dan juga distribusi barang.
5. Administrasi
Dalam perusahaan manufaktur, administrasi memegang peranan yang penting untuk mencatat semua hal yang terjadi di perusahaan. Divisi administrasi menentukan kebijakan, pengarahan, dan juga pengawasan agar kegiatan produksi berjalan dengan baik.
6. Keuangan dan akuntansi
Pencatatan keuangan dan akuntansi juga sangat penting dalam perusahaan manufaktur. Divisi ini memastikan keuangan perusahaan dalam kondisi yang sehat dan seimbang. Sehingga perusahaan mampu mengadakan proses produksi. Divisi ini juga melakukan kontrol terhadap hutang dan juga pajak yang menjadi tanggung jawab perusahaan.
Proses produksi perusahaan manufaktur adalah proses panjang untuk menghasilkan suatu barang. Dari mulai barang mentah atau bahan baku yang diolah sedemikian rupa sehingga menjadi bahan jadi yang bernilai jual dan bermanfaat bagi masyarakat. Tahapan proses produksi tidaklah singkat mulai dari perencanaan, perancangan desain, pengujian produk, proses produksi, hingga pemasaran. Dari proses yang panjang ini dihasilkan produk yang biasa digunakan untuk sehari-hari.
Memproduksi suatu barang tidak bisa dilakukan tanpa perencanaan dan strategi yang baik. hal ini karena ada banyak hal yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan manufaktur seperti biaya produksi. Dengan perencanaan yang matang, proses produksi bisa dilakukan dengan biaya seminimal mungkin tanpa mengorbankan kualitas barang.
コメント