Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa persaingan bisnis yang semakin ketat, manajemen yang efektif terhadap persediaan barang menjadi kunci bagi keberhasilan perusahaan dalam memenuhi permintaan pelanggan, mengoptimalkan operasi, dan meningkatkan profitabilitas. Sistem pengelolaan persediaan atau juga sering dikenal dengan sistem manajemen persediaan yang baik adalah fondasi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan ini.
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi pengertian dan pentingnya sistem pengelolaan barang, metode-metode yang dapat diterapkan oleh perusahaan dalam pengelolaan persediaan, serta strategi yang tepat untuk dijalankan guna membangun sistem pengelolaan barang yang efektif.
Key Takeaways:
Penerapan SMP tidak hanya membantu perusahaan mengelola persediaan dengan lebih efisien, tetapi juga berdampak pada berbagai aspek operasional dan strategis bisnis.
Dengan mengikuti langkah-langkah yang tepat secara sistematis dan teliti, perusahaan dapat memperoleh keuntungan dalam bisnis.
Terdapat beberapa metode manajemen persediaan yang bisa disesuaikan pada karakteristik dan kebutuhan bisnis perusahaan.
Penggunaan forklift dalam industri dapat memberikan peningkatan dalam hal mobilitas, produktivitas, dan fleksibilitas dalam proses produksi ataupun penyimpanan.
Apa yang Dimaksud Sistem Manajemen Barang?
Sistem Manajemen Persediaan (SMP) adalah kerangka kerja atau pendekatan yang digunakan oleh sebuah organisasi untuk merencanakan, mengorganisir, mengendalikan, dan memantau semua aspek yang terkait dengan persediaan barang jadi maupun bahan baku. Tujuan utama dari sistem ini adalah untuk memastikan ketersediaan barang yang tepat, dalam jumlah yang tepat, di tempat yang tepat, dan pada waktu yang tepat, sehingga dapat memenuhi permintaan pelanggan dengan efisien dan efektif.
Sistem Manajemen Persediaan melibatkan berbagai kegiatan, termasuk peramalan permintaan, pengelolaan pembelian, penyimpanan barang, pemantauan persediaan, dan pengendalian aliran persediaan. Ini juga mencakup penggunaan teknologi dan sistem informasi untuk mengotomatisasi dan mengoptimalkan proses-proses tersebut.
Mengapa Sistem Manajemen Persediaan Perlu Diterapkan?
1. Optimasi Persediaan
Dengan SMP yang efektif, perusahaan dapat mengelola persediaan mereka dengan lebih efisien. Ini termasuk meminimalkan kelebihan persediaan yang dapat mengakibatkan biaya penyimpanan yang tinggi, serta menghindari kekurangan persediaan yang dapat mengganggu operasi bisnis.
2. Pengendalian Biaya
SMP membantu perusahaan mengendalikan biaya persediaan dengan meminimalkan pemborosan dan mengoptimalkan pengeluaran untuk pembelian dan penyimpanan persediaan. Ini dapat menyebabkan peningkatan profitabilitas dengan mengurangi biaya yang tidak perlu.
3. Meningkatkan Layanan Pelanggan
Dengan memastikan ketersediaan produk yang tepat pada waktu yang tepat, perusahaan dapat meningkatkan tingkat layanan pelanggan mereka. Ini dapat menghasilkan kepuasan pelanggan yang lebih tinggi, meningkatkan retensi pelanggan, dan memperkuat reputasi merek.
4. Efisiensi Operasional
Implementasi SMP memungkinkan otomatisasi proses persediaan dan penggunaan teknologi untuk memantau dan mengelola persediaan secara lebih efisien. Hal ini dapat mengurangi kesalahan manusia, meningkatkan produktivitas, dan mengoptimalkan aliran kerja di seluruh organisasi.
5. Perbaikan Rantai Pasok
SMP membantu meningkatkan koordinasi dan komunikasi antara berbagai mitra dalam rantai pasok, termasuk pemasok, produsen, dan distributor. Ini dapat menghasilkan peningkatan efisiensi di seluruh rantai pasok, dengan mengurangi lead time, meningkatkan respons terhadap permintaan, dan mengoptimalkan pengiriman.
6. Peningkatan Pengambilan Keputusan
Dengan menyediakan data dan analisis yang akurat tentang persediaan dan permintaan pasar, SMP memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih baik dan lebih terinformasi. Ini membantu manajemen membuat keputusan yang lebih tepat waktu dan strategis terkait dengan persediaan, pembelian, dan operasi bisnis secara keseluruhan.
Bagaimana Cara Menerapkan Sistem Manajemen Persediaan?
Penerapan Sistem Manajemen Persediaan (SMP) melibatkan serangkaian langkah yang disusun secara sistematis untuk memastikan keberhasilan implementasi.
Berikut adalah beberapa langkah umum yang dapat diikuti dalam menerapkan SMP:
1. Evaluasi Kebutuhan dan Tujuan
Langkah pertama adalah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kebutuhan dan tujuan perusahaan terkait persediaan. Ini termasuk mengidentifikasi masalah yang ada dalam pengelolaan persediaan saat ini, serta menetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang ingin dicapai dengan penerapan SMP.
2. Penyusunan Tim Implementasi
Bentuklah tim implementasi yang terdiri dari berbagai pemangku kepentingan dalam perusahaan, termasuk manajemen senior, staf departemen persediaan, teknologi informasi, dan departemen lain yang relevan. Tim ini akan bertanggung jawab atas perencanaan, pengembangan, dan pelaksanaan SMP.
3. Pemilihan Perangkat Lunak (Software)
Pilihlah perangkat lunak manajemen persediaan yang sesuai dengan kebutuhan dan skala operasi perusahaan. Pastikan perangkat lunak tersebut dapat mengakomodasi fitur-fitur yang diperlukan, seperti peramalan permintaan, manajemen pembelian, penataan persediaan, pemantauan kinerja, dan pelaporan analisis.
4. Implementasi dan Konfigurasi
Setelah memilih perangkat lunak, lakukanlah proses implementasi dan konfigurasi sesuai dengan kebutuhan dan proses bisnis perusahaan. Ini meliputi pengaturan sistem, penyesuaian parameter, dan integrasi dengan sistem lain yang sudah ada dalam perusahaan.
5. Pelatihan Karyawan
Berikan pelatihan kepada karyawan yang akan menggunakan SMP dalam operasi sehari-hari. Pastikan mereka memahami fungsionalitas perangkat lunak, proses kerja yang baru, dan cara menggunakan alat tersebut secara efektif.
6. Uji Coba dan Evaluasi
Lakukan uji coba terhadap SMP sebelum diimplementasikan secara penuh. Selama periode uji coba, identifikasi masalah potensial, koreksi yang diperlukan, dan penyesuaian yang mungkin diperlukan. Setelah itu, evaluasilah kinerja SMP berdasarkan pada tujuan dan metrik kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya.
7. Pelaksanaan Penuh
Setelah uji coba dan evaluasi dilakukan, lakukanlah pelaksanaan penuh dari SMP. Pastikan peralihan ke sistem baru berjalan lancar dan dukungan tersedia bagi karyawan yang membutuhkan bantuan.
8. Pemantauan dan Pemeliharaan
Setelah SMP diimplementasikan, lakukanlah pemantauan terus-menerus terhadap kinerja sistem. Lakukan evaluasi secara berkala, identifikasi area perbaikan, dan lakukan pemeliharaan yang diperlukan untuk memastikan bahwa SMP terus berfungsi dengan baik sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Apa Saja Metode Yang Ada Dalam Sistem Pengelolaan Persediaan?
Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam manajemen persediaan untuk mengoptimalkan kinerja bisnis.
Berikut adalah beberapa di antaranya:
1. Metode Just-In-Time (JIT)
Metode ini bertujuan untuk mengurangi persediaan sampai pada tingkat minimum yang diperlukan untuk memenuhi permintaan pelanggan. Barang hanya dipesan atau diproduksi ketika ada permintaan yang spesifik, sehingga mengurangi biaya penyimpanan dan pemborosan. Namun, implementasi JIT memerlukan koordinasi yang ketat dengan pemasok dan risiko kekurangan persediaan jika terjadi gangguan dalam rantai pasok.
2. Metode ABC (Activity-Based Costing)
Metode ini mengelompokkan barang persediaan berdasarkan nilai dan kontribusinya terhadap keuntungan perusahaan. Barang dikelompokkan menjadi tiga kategori: A (barang dengan nilai tinggi dan kontribusi besar), B (barang dengan nilai menengah dan kontribusi sedang), dan C (barang dengan nilai rendah dan kontribusi kecil). Dengan cara ini, perusahaan dapat fokus pada pengelolaan persediaan yang paling penting terlebih dahulu.
3. Metode EOQ (Economic Order Quantity)
Metode ini bertujuan untuk menentukan jumlah pesanan optimal untuk dibeli pada setiap waktu agar biaya total persediaan (biaya pembelian, biaya penyimpanan, biaya pemesanan) minimal. Metode ini mengukur hubungan antara biaya pemesanan dan biaya penyimpanan untuk menemukan titik di mana biaya total paling rendah.
4. Metode Reorder Point (ROP)
Metode ini menentukan titik pemesanan ulang yang optimal untuk suatu barang. Ketika stok mencapai titik pemesanan ulang ini, pesanan baru ditempatkan untuk menghindari kekurangan persediaan. Metode ini mempertimbangkan lead time, tingkat permintaan, dan tingkat kepercayaan tertentu dalam peramalan.
5. Metode First-In, First-Out (FIFO) dan Last-In, First-Out (LIFO)
Metode ini digunakan untuk mengatur urutan barang di dalam persediaan. FIFO mengutamakan pengambilan barang yang masuk pertama kali untuk dijual atau digunakan, sementara LIFO mengutamakan pengambilan barang yang masuk terakhir. Pemilihan antara FIFO dan LIFO dapat mempengaruhi nilai persediaan dan keuntungan perusahaan dalam laporan keuangan.
6. Metode Periodic Inventory System dan Perpetual Inventory System
Metode Periodic Inventory System melibatkan penghitungan fisik persediaan secara periodik, biasanya dilakukan pada akhir periode akuntansi. Sedangkan, Perpetual Inventory System memantau persediaan secara terus-menerus menggunakan teknologi dan sistem informasi, sehingga memberikan gambaran yang lebih akurat tentang stok barang yang tersedia.
Bagaimana Alat Berat Forklift Berperan Dalam Manajemen Persediaan?
Penggunaan alat berat seperti forklift dapat memiliki dampak yang signifikan pada pengelolaan barang di berbagai bidang. Berikut adalah beberapa dampak utama penggunaan forklift dalam pengelolaan barang:
1. Penanganan Barang yang Cepat dan Efisien
Forklift memungkinkan penanganan barang secara cepat dan efisien, terutama untuk barang-barang berat atau besar. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk mempercepat proses pengelolaan persediaan, memuat dan memuat truk dengan cepat, serta mengoptimalkan aliran barang di fasilitas penyimpanan atau pabrik.
2. Meningkatkan Produktivitas Tenaga Kerja
Dengan menggunakan forklift, pekerja dapat mengangkut dan memindahkan barang dengan lebih efisien, menghemat waktu dan tenaga kerja. Ini memungkinkan pekerja untuk fokus pada tugas-tugas lain yang memerlukan keahlian manusia, seperti pengawasan dan pengelolaan persediaan secara keseluruhan.
3. Mengurangi Risiko Cedera dan Kerusakan Barang
Penggunaan forklift dapat mengurangi risiko cedera pada pekerja yang terlibat dalam pengangkutan barang secara manual. Selain itu, forklift membantu mengurangi risiko kerusakan barang karena penanganan yang kasar atau tidak tepat.
4. Meningkatkan Kapasitas Penyimpanan
Dengan kemampuan forklift untuk mengangkut dan menyusun barang dengan cepat dan efisien, perusahaan dapat memanfaatkan ruang penyimpanan secara maksimal. Ini memungkinkan perusahaan untuk menyimpan lebih banyak barang dalam ruang yang sama atau bahkan mengurangi biaya penyewaan atau pembangunan gudang tambahan.
5. Fleksibilitas dalam Manajemen Persediaan
Forklift memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam manajemen persediaan dengan memungkinkan perusahaan untuk dengan mudah menggeser dan menyesuaikan posisi barang di dalam gudang atau fasilitas penyimpanan. Ini memudahkan akses dan pengelolaan barang yang berbeda, termasuk barang yang paling sering diambil atau dipindahkan.
Ashe Forklift: Solusi Untuk Tingkatkan Mobilitas, Produktivitas, dan Fleksibilitas Industri dan Bisnis Anda
Seperti yang telah Anda baca sebelumnya, forklift menjadi teknologi pilihan yang tepat untuk memaksimalkan penerapan sistem pengelolaan barang suatu bisnis, dengan memberikan keuntungan dalam mobilitas, fleksibilitas, produktivitas, bahkan dapat mengurangi pengeluaran biaya operasional.
Dengan hadirnya Ashe Forklift di area Jabodetabek, kini tidak perlu repot-repot lagi menggelontorkan dana untuk membeli dan merawat forklift yang Anda perlukan. Ashe Forklift menyediakan jasa penyewaan forklift yang berkualitas dan memiliki berbagai spesifikasi yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan bisnis. Bahkan Ashe Forklift juga memiliki operator yang terlatih dan bersertifikat siap membantu mengembangkan bisnis Anda.
Hubungi nomor berikut dan kunjungi laman ini untuk informasi lebih lengkapnya.
Comments