top of page

Mengenal 6 Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur

Perusahaan manufaktur memegang peran penting dalam perekonomian Indonesia. Perusahaan manufaktur menyumbang pemasukan yang besar bagi negara, baik melalui pajak maupun kontrak-kontrak lainnya.

Setelah Indonesia memasuki era industri 4.0, manufaktur telah berkembang luas dengan berbagai dampak berantai bagi negara, termasuk meningkatkan nilai tambah bahan baku, memperbanyak lapangan kerja, dan memenuhi kebutuhan penduduk.

Umumnya, perusahaan manufaktur berfokus pada kegiatan mengubah bahan mentah menjadi produk siap pakai. Produk siap pakai ini kemudian memberikan manfaat bagi masyarakat atau diolah kembali oleh perusahaan lain. Dalam pelaksanaannya, ada beberapa proses bisnis yang biasanya dilalui oleh perusahaan manufaktur.

Pada artikel kali ini, kami akan membahas seputar apa itu perusahaan manufaktur dan 6 proses bisnis perusahaan manufaktur. Simak artikel ini untuk mengetahui lebih lanjut.

Mengenal 6 Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur

Key Takeaways:

  • Perusahaan manufaktur adalah bisnis yang mengelola proses pengolahan bahan mentah menjadi sebuah produk.

  • Sebuah perusahaan manufaktur memiliki 5 ciri-ciri, antara lain proses manufaktur, jenis inventaris, persediaan fisik, pendapatan yang berasal dari penjualan, dan biaya produksi.

  • Ada 6 proses bisnis yang dimiliki sebuah perusahan manufaktur, yaitu proses procurement, in out inventory, proses produksi, administrasi umum, akuntansi dan keuangan, serta penjualan dan pemasaran.

Definisi Perusahaan Manufaktur

Manufaktur sendiri berarti sebagai proses pengolahan bahan mentah (raw material) menjadi suatu produk jadi. Manufaktur merupakan istilah yang merujuk pada proses mengubah bahan mentah, komponen, atau suku cadang menjadi barang yang sesuai dengan permintaan konsumen atau pelanggan.

Perusahaan manufaktur adalah bisnis yang mengelola proses pengolahan bahan mentah tersebut menjadi sebuah produk. Perusahaan ini umumnya melibatkan sumber daya manusia, sumber daya alam, peralatan, sistem, mesin, komputer, dan jalur perakitan untuk memproduksi barang yang mereka perjualkan.

Dari sudut pandang ekonomi, perusahaan manufaktur memiliki definisi sebagai proses mengubah bahan mentah menjadi bentuk nilai tambah melalui satu atau lebih proses perakitan. Dari proses bisnis perusahaan manufaktur, akan dihasilkan hasil akhir produk yang memiliki nilai jual.

Sebagai salah satu bentuk perusahaan yang memiliki peran penting dalam era teknologi masa kini, tujuan dari operasi perusahaan manufaktur adalah menyediakan bahan baku yang akan diolah menjadi produk yang kemudian digunakan untuk memenuhi kebutuhan pasar. Proses produksi yang dilakukan produsen akan semakin banyak seiring bertambah banyaknya permintaan pasar.


Ciri-Ciri Perusahaan Manufaktur

Perusahaan manufaktur memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan jenis perusahaan lainnya. Perbedaan ini dapat dilihat dari ciri-ciri dari perusahaan manufaktur, antara lain:

1. Proses Manufaktur

Sesuai dengan namanya, proses manufaktur adalah karakteristik utama sebuah perusahaan manufaktur. Dalam proses manufaktur, perusahaan manufaktur mengolah bahan mentah menjadi produk akhir untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.

Layaknya bisnis pada umumnya, perusahaan manufaktur juga harus mengupayakan usaha untuk mencapai keuntungan bisnis. Oleh karena itu, produk akhir ini kemudian akan dijual demi mencapai keuntungan.

2. Jenis Inventaris

Ciri-ciri kedua dari sebuah perusahaan manufaktur adalah bentuk dan jenis inventarisnya. Ada tiga jenis persediaan yang membedakan antara perusahaan biasa dan perusahaan manufaktur.

Ketiga persediaan pada perusahaan manufaktur antara lain bahan baku, produk setengah jadi, dan produk jadi. Sedangkan perusahaan dagang hanya bertanggung jawab untuk memasarkan produk, bukan sebagai pemasok bahan untuk pembuatan produk.

Oleh karena itu, sebuah perusahaan disebut sebagai perusahaan manufaktur jika menyediakan tiga persediaan tersebut untuk dapat menghasilkan produk.

3. Memiliki Persediaan Fisik

Sesuai dengan pernyataan di atas, perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur memiliki persediaan fisik. Umumnya, perusahaan manufaktur menjual produk fisik yang dapat dilihat dan disentuh. Oleh karena itu, Anda membutuhkan persediaan fisik.

Perusahaan manufaktur menerapkan sistem pencatatan dengan metode tertentu untuk menghitung pembelian dan penggunaan bahan baku karena persediaan produk yang tidak sedikit. Selain pengecekan dan penggunaan bahan baku, produk yang telah dihasilkan harus dicatat dan diperiksa.

Perusahaan harus memperhatikan pencatatan karena pendapatan perusahaan berasal dari penjualan produk dan barang. Oleh karena itu, jika terjadi kesalahan dan pencatatan produk atau ada barang yang hilang maka perusahaan akan rugi.

4. Pendapatan Berasal dari Penjualan

Pendapatan utama suatu perusahaan manufaktur berasal dari penjualan produk. Perusahaan ini menjual berbagai produk, mulai dari produk setengah jadi hingga produk jadi seperti peralatan rumah tangga, makanan dan minuman, hingga produk pembersih rumah tangga.

5. Biaya Produksi

Ciri-ciri terakhir adalah biaya produksi. Jika terdapat biaya produksi, maka perusahaan tersebut disebut sebagai perusahaan manufaktur.

Hal ini karena seluruh proses perakitan bahan mentah menjadi produk akhir pastinya berhubungan dengan biaya tertentu. Biaya produksi mencakup berbagai hal, antara lain biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik (BOP).

Biaya bahan baku adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengolah bahan mentah sebagai bahan utama yang kemudian melalui tahap proses produksi. Selanjutnya, biaya tenaga kerja adalah biaya yang dikeluarkan untuk pekerjaan seluruh karyawan yang terlibat dalam proses produksi, baik karyawan operasional maupun karyawan manajerial.

Biaya produksi terakhir adalah biaya overhead pabrik (BOP). Biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan untuk penggunaan bahan pembantu atau biaya tidak langsung lainnya. Perusahaan tetap perlu membebankan biaya BOP karena biaya-biaya ini mendukung proses produksi, meskipun biaya tersebut tidak terserap secara langsung pada produk. Contoh biaya BOP adalah biaya perawatan mesin, biaya komunikasi, biaya listrik, dan biaya-biaya lainnya.


Jenis-Jenis Perusahaan Manufaktur

Jenis perusahaan manufaktur dapat dibedakan berdasarkan fungsi dan jenis bahan bakunya.

1. Jenis Perusahaan Manufaktur Berdasarkan Fungsinya

Tujuan utama dari perusahaan manufaktur adalah memenuhi permintaan dan kebutuhan para konsumen yang akan memilih produk yang sesuai dengan permintaannya.

Berdasarkan fungsinya, industri manufaktur dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

  • Utama

Industri manufaktur memiliki fungsi utama pada pengolahan bahan mentah menjadi barang jadi yang siap untuk dipasarkan. Beberapa aktivitas operasional yang terlibat dalam kegiatan perusahaan manufaktur utama antara lain perancangan, pemilihan bahan, perencanaan, pembuatan, penjaminan mutu serta pengelolaan dan pemasaran produk manufaktur.

  • Sekunder

Jika fungsi utama mencakup kegiatan utama yang dilakukan oleh sebuah perusahaan manufaktur, industri manufaktur sekunder mencakup kegiatan yang lebih kompleks. Kegiatan industri manufaktur sekunder kemudian dibagi lagi menjadi tiga jenis industri manufaktur, yaitu industri berat, industri ringan, dan berteknologi canggih.

Industri berat termasuk dalam perusahaan manufaktur yang memiliki modal dan melakukan produksi dalam skala besar, . seperti industri terkait pemurnian dan peleburan. Sedangkan industri ringan adalah perusahaan manufaktur yang bergerak di sekitar produk yang berhubungan langsung dengan produk konsumen, misalnya produk kecantikan dan rumah tangga. Industri berteknologi tinggi berfokus pada riset, penelitian, dan pengembangan produk.

2. Jenis Perusahaan Manufaktur Berdasarkan Jenis Produknya

Bidang manufaktur di Indonesia tentu sudah sangat banyak berkembang. Seiring dengan berkembangnya teknologi, semakin banyak barang jadi hasil manufaktur yang dapat digunakan oleh masyarakat atau diolah kembali oleh perusahaan lain. Hal ini kemudian menghasilkan jenis produk yang beragam juga.

Contoh-contoh jenis industri manufaktur yang dominan di Indonesia saat ini, antara lain:

  • Minyak, bahan kimia, dan plastik

  • Produksi pangan

  • Gadget, komputer, dan transportasi

  • Manufaktur logam

  • Pakaian jadi dan tekstil

Jenis Perusahaan Manufaktur

6 Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur

Dalam kegiatannya, perusahaan manufaktur memiliki acuan dasar dan standar yang digunakan oleh para karyawan dalam melaksanakan setiap kegiatan operasional. Acuan standar ini umum dikenal sebagai SOP atau Standard Operating Procedure.

Pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan manufaktur akan melalui beberapa lini atau proses yang melibatkan berbagai divisi dalam perusahaan. Berikut adalah 6 aktivitas dalam perusahaan manufaktur.

1. Proses Procurement

Proses Procurement adalah segala kegiatan usaha perusahaan manufaktur yang berkaitan dengan pengadaan barang dan kebutuhan-kebutuhan untuk operasional perusahaan manufaktur. Proses pengadaan adalah salah satu proses yang paling penting karena diperlukan untuk mendukung kelangsungan usaha perusahaan manufaktur.

Proses ini mencakup pengadaan berbagai kebutuhan perusahaan manufaktur, mulai dari bahan baku, suku cadang, alat kesehatan, alat pertukangan, peralatan kebersihan, dan sebagainya.

Dalam pelaksanaannya, perusahaan manufaktur harus dapat merencanakan proses pengadaan barang dengan baik dan tepat. Hal ini agar pengadaan perusahaan manufaktur tetap efektif dan efisien.

2. In Out Inventory

Proses bisnis perusahaan manufaktur yang kedua adalah in out inventory. Proses ini berfokus pada pengelolaan masuk dan keluar persediaan atau stok perusahaan.

Perpindahan barang dari satu divisi ke divisi lainnya adalah salah satu proses yang akan banyak dilalui dalam proses pengolahan bahan mentah menjadi produk siap pakai. Proses in out inventory adalah proses dimana pemilik perusahaan mengelola aliran barang.

3. Proses Produksi

Proses yang paling penting bagi perusahaan manufaktur adalah proses pengolahan bahan mentah menjadi produk siap pakai, yaitu proses produksi. Produk inilah yang kemudian akan dijual kepada konsumen atau perusahaan lain.

Ada banyak divisi yang terlibat dalam proses ini. Divisi-divisi perusahaan seperti Production Planning and Inventory Control (PPIC) dan Quality Control (QC) turut terlibat dalam proses produksi untuk memastikan mutu dan kualitas produk.

4. Administrasi Umum

Divisi administrasi dan General Affair (GA) bertanggung jawab pada proses ini, yaitu proses administrasi umum. Pada tahapan ini, kedua divisi tersebut melakukan berbagai upaya yang diperlukan agar segala aktivitas operasional perusahaan dapat berlangsung secara efisien dan efektif.

Kedua divisi tersebut pada proses ini akan melaksanakan beberapa tanggung jawab, antara lain menentukan kebijakan, arahan, dan pengawasan perusahaan. Di samping itu, kebutuhan karyawan juga akan ditangani oleh divisi ini, seperti administrasi karyawan, tugas Human Resource (HR), dan gaji karyawan.

Dalam proses ini terdapat beberapa biaya yang perlu dikeluarkan oleh perusahaan, antara lain biaya akuntansi, biaya karyawan, biaya gaji karyawan, dan lain-lain.

5. Akuntansi dan Keuangan

Akuntansi dan keuangan memastikan bahwa suatu badan usaha memiliki keuangan yang sehat dan mampu memenuhi kebutuhan produksi, sert kontrol terhadap hutang. Divisi ini juga memiliki kewajiban untuk memproyeksikan keuntungan dan pengeluaran perusahaan manufaktur.

Sebagai tambahan, divisi akuntansi dan keuangan memiliki kewajiban untuk mengatur pajak yang harus dibayarkan oleh badan usaha kepada pemerintah.

6. Penjualan dan Pemasaran

Sesuai dengan namanya, divisi ini berfungsi untuk melakukan penjualan dan pemasaran untuk mendapatkan keuntungan. Beberapa biaya pemasaran dapat mencakup biaya promosi, biaya transportasi, biaya sewa gedung, biaya gaji karyawan ketika karyawan melakukan promosi produk.


Langkah-Langkah Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur

Berikut adalah tahap-tahap yang terlibat dalam proses bisnis perusahaan manufaktur.

1. Kembangkan Ide

Sebelum barang dibuat, manufaktur dimulai dengan pengembangan konsep dan pertumbuhan visi produk. Visi produk ini mendefinisikan apa produk tersebut, siapa target audiensnya, apa kebutuhan akan barang tersebut, dan siapa saja kompetitornya. Banyak dari jenis pertanyaan ini dapat mendefinisikan barang dan membantu menyempurnakan karakteristik apa yang akan masuk ke dalam produk yang sebenarnya.

2. Melakukan Riset Pasar

Meskipun banyak yang percaya bahwa manufaktur hanya mencakup aspek fisik dari pembuatan suatu barang, proses perusahaan manufaktur juga masih mencakup penelitian terhadap produk potensial untuk mengeksplor cara-cara untuk membuatnya lebih baik. Hal ini termasuk memahami bahan baku apa yang dapat digunakan, peralatan apa yang dibutuhkan, kondisi apa yang harus dibuat, dan bagaimana barang tersebut akan berbeda dari barang kompetitor.

3. Merancang Produk

Dengan pertimbangan riset yang sudah dilakukan, kini adalah saat untuk mendesain produk. Langkah ini harus selalu dilakukan dengan mempertimbangkan apa yang akan dibutuhkan dan digunakan oleh pelanggan.

Langkah ini juga perlu melibatkan keterbatasan produksi yang ditemukan selama tahap penelitian. Selain itu, langkah ini juga termasuk memahami biaya yang akan dikeluarkan untuk desain produk, sehingga Anda dapat memperkirakan berapa keuntungan produk Anda nantinya. Pada tahap inilah proses manufaktur berakar paling dalam pada penelitian dan pengembangan.

4. Finalisasi dan Prototipe

Dengan tahap desain yang sudah selesai, sekarang saatnya untuk membuat keputusan akhir tentang produk yang akan dibuat. Hal ini termasuk membuat pilihan bahan baku apa yang akan digunakan atau bagaimana menentukan proses pembuatannya.

Keputusan ini akhirnya diimplementasikan dengan membuat prototipe awal, yang berarti menyusun produk uji skala kecil yang mencerminkan produk manufaktur yang sebenarnya.

5. Pengujian Prototipe

Setelah prototipe selesai dibuat, Anda kemudian perlu mengujinya. Tahapan ini termasuk menganalisis sumber daya aktual yang digunakan untuk membuat produk untuk lebih memahami berapa biaya produk yang sebenarnya dan berapa margin keuntungannya.

Langkah pengujian ini juga mencakup penemuan akan kelemahan atau ketidak efisienan dalam proses manufaktur. Ini seringkali merupakan tahap akhir sebelum produksi massal dimulai. Meskipun perubahan mungkin dapat dilakukan di kemudian hari, tahapan ini adalah waktu yang tepat untuk melakukan perubahan besar tanpa implikasi besar pada produk atau proses produksi.

6. Manufaktur Barang

Setelah waktu, pengujian, dan penelitian yang cukup telah dilakukan, kini Anda dapat mulai membuat barang. Perusahaan manufaktur membeli mesin dan peralatan yang diperlukan untuk membuat proses skala penuh demi memproduksi barang. Perusahaan juga berinvestasi dalam jumlah tenaga kerja yang penuh, penyimpanan, asuransi, dan biaya lain yang terkait dengan lini produksi lengkap.

Perusahaan dapat memilih untuk terus meningkatkan proses mereka, alih-alih kembali ke tahap prototipe. Pada tahap ini, perusahaan manufaktur sering meninjau dan menerapkan perubahan yang lebih kecil selama langkah manufaktur yang sebenarnya.

7. Memantau Proses

Agar terus berkembang, perusahaan harus terus mengevaluasi bagaimana prosesnya berjalan dan apakah ekspektasi terpenuhi. Perusahaan harus menganalisis berapa biaya pembuatan barang dan membandingkannya dengan harga jual. Perusahaan juga harus mengevaluasi permintaan produk dan meningkatkan atau menurunkannya berdasarkan preferensi konsumen.


3 Metode Penjualan dalam Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur

Ada 3 metode penjualan yang dapat diterapkan oleh sebuah perusahaan manufaktur, yaitu make to stock, make to order, dan make to assemble.

3 Metode Penjualan dalam Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur

1. Make to Stock

Make to stock adalah metode penjualan tradisional yang banyak diterapkan oleh sebagian besar perusahaan manufaktur. Metode penjualan ini melibatkan pembuatan produk terlebih dahulu yang kemudian disimpan sebagai stok.

Perusahaan memperkirakan berapa banyak unit yang akan terjual selama periode waktu tertentu, kemudian merencanakan terlebih dahulu untuk memproduksi sesuai dengan jumlah yang telah diperkirakan. Barang sering kali disimpan sebagai persediaan yang kemudian dirilis dan dilakukan distribusi secara luas.

Dengan metode penjualan ini, perusahaan harus memiliki informasi yang cukup sebelum peluncuran produk untuk memahami berapa banyak barang yang perlu diproduksi. Hal ini termasuk menggunakan data historis dari barang serupa, memahami kondisi ekonomi makro, dan mempertimbangkan ekspektasi pelanggan untuk fitur produk tertentu.

Perusahaan mobil dan sepeda motor adalah contoh perusahaan manufaktur yang menerapkan metode penjualan make to stock.

Keuntungan dari metode MTS adalah perusahaan sering kali dapat memanfaatkan skala ekonomi. Karena perusahaan menetapkan target tingkat produksi, perusahaan dapat merencanakan terlebih dahulu berapa banyak bahan baku, tenaga kerja, atau peralatan yang dibutuhkan dan sering kali dapat membuat rencana produksi yang paling kuat.

Pada sisi negatifnya, MTS tidak bisa memenuhi ekspektasi membuat perusahaan memiliki produk yang tidak dapat digunakan, persediaan berlebih, dan biaya tetap yang berkomitmen namun kurang dimanfaatkan.

2. Make to Order

Berbeda dengan metode make to stock, metode penjualan make to order hanya melakukan pembuatan produk ketika pelanggan telah memesan produk terlebih dahulu. Metode penjualan ini berdasar pada pesanan yang telah dibuat pelanggan.

Manufaktur biasanya baru dimulai setelah kontrak atau surat perjanjian ditandatangani. Selain itu, produsen dapat membuat prototipe kecil tetapi sering kali menunda untuk memulai produksi hingga spesifikasi produk lengkap telah dikirimkan.

MTO paling umum terjadi pada industri di mana produk harus dibuat untuk tujuan yang sangat spesifik. Contoh industri manufaktur yang menggunakan metode ini adalah kedirgantaraan, konstruksi, atau teknologi (pada tingkat yang lebih rendah).

Pada metode penjualan yang satu ini, pelanggan bersedia untuk menunggu perusahaan manufaktur memproses pesanannya. Di satu sisi, perusahaan manufaktur MTO sering kali dapat mengenakan biaya yang lebih mahal untuk produk mereka karena barang tersebut mungkin tidak mudah diperoleh di pasar. Hal ini terutama berlaku untuk barang dengan spesifikasi tinggi.

Selain itu, manufaktur dengan metode MTO sering kali hanya membuat barang jika ada penjualan. Oleh karena itu, sering kali tidak pernah menggunakan persediaan. Sebagai sisi negatifnya, perusahaan manufaktur MTO sering kali memiliki permintaan produk yang tidak merata yang dapat mengakibatkan periode bisnis yang lebih lambat.

3. Make to Assemble

Metode penjualan terakhir adalah make to assemble. Metode penjualan ini menggabungkan metode make to stock dan make to order atau bersifat hybrid.

Perusahaan manufaktur dengan metode make to assemble akan memproduksi produk secara teratur, yang kemudian akan dimodifikasi berdasarkan permintaan pasar. Karena perusahaan sudah menyelesaikan sebagian proses manufaktur, barang sering kali dapat dikirim lebih cepat ke pelanggan daripada dengan proses MTO.

Namun, perusahaan masih menghadapi risiko terjebak dengan persediaan perkiraan permintaan yang tidak terwujud. Selain itu, perusahaan yang bergerak dengan proses MTA berisiko kehilangan manfaat MTO dan MTS dengan mencoba menyeimbangkan setiap jenis proses.

Contoh perusahaan yang bergerak menggunakan metode penjualan ini adalah perusahaan elektronik.


Faktor-Faktor Penting dalam Bisnis Manufaktur

Jika Anda tertarik untuk mencoba memasuki bisnis manufaktur, maka ada beberapa faktor penting yang perlu Anda perhatikan, antara lain:

1. Manajemen Keuangan

Salah satu faktor paling penting dalam keberhasilan suatu perusahaan adalah keuangan perusahaan. Perusahaan manufaktur harus dapat mempertimbangkan cara pengelolaan modal, pendapatan, dan biaya produksi yang terbaik untuk dapat memperoleh keuntungan yang maksimal.

Perusahaan manufaktur memiliki akuntansi dan keuangan yang sedikit berbeda dengan perusahaan komersial dan jasa, yaitu pada laporan biaya produksi. Selain itu, laporan keuangan utama perusahaan manufaktur adalah biaya manufaktur atau HPP.

2. Kontrol Kualitas

Setiap pelanggan pasti ingin memperoleh produk dengan kualitas tinggi. Oleh karena itu, sebuah perusahaan tidak dapat bertahan tanpa produk yang dibuat dengan kualitas tinggi. Penting bagi sebuah perusahaan manufaktur untuk dapat memproduksi produk dengan harga lebih murah sambil menjaga kualitas produk mereka.

3. Produktivitas

Setiap perusahaan, termasuk perusahaan manufaktur, harus dapat memikirkan secara detail strategi pasar yang harus diikuti sebelum meluncurkan perusahaan manufaktur. Strategi ini terutama harus disusun pada skenario-skenario tertentu, seperti produk rendah stok, biaya produksi tinggi, dan kebutuhan modal tinggi. Dengan adanya strategi ini, perusahaan manufaktur harus tetap dapat memaksimalkan keuntungan yang diperoleh.

4. Desain Produk

Persaingan dengan perusahaan kompetitor adalah hal yang tidak mungkin dihindari dalam suatu usaha. Desain produk adalah salah satu hal yang dapat menjadi keunggulan dari sebuah perusahaan manufaktur.

Desain produk sendiri merupakan hal yang dapat membedakan produk antar perusahaan satu dengan yang lainnya. Agar dapat bersaing dengan para pesaing yang ada di pasar, perusahaan manufaktur harus dapat berani dalam membawa konsep desain produk yang berbeda dari pesaing lainnya.


Kesimpulan

Demikian informasi seputar perusahaan manufaktur, khususnya proses bisnis perusahaan manufaktur. Perusahaan manufaktur harus senantiasa berusaha mengintegrasikan setiap divisi di dalamnya agar proses bisnis dapat berjalan dengan lancar, efisien dan efektif.

Ingin memperoleh informasi seputar industri atau manufaktur lainnya? Kunjungi website kami untuk artikel-artikel bermanfaat lainnya.



Postingan Terakhir

Lihat Semua
Post: Blog2_Post
bottom of page